Event

Salah Memilih Virtual Private Network, Data Pribadi Bisa Bocor

WARTAEVENT.com, Kabupaten Nganjuk – Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar webinar Literasi Digital Nasional di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, (7/6/2021). Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif-nya untuk mengidentifikasi hoaks serta mencegah dampak negatif penggunaan internet.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat meluncurkan Gerakan Nasional Literasi Digital mengungkapkan, Kecakapan digital harus ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian. Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital.

Untuk meminimalisir konten-konten negatif, belakangan Virtual Private Network (VPN) semakin populer maupun sempat ‘naik daun’. Hal itu disebabkan pembatasan fitur media sosial yang sempat diterapkan pemerintah Joko Widodo 2019 lalu. VPN kerap digunakan untuk mengakali pembatasan internet. Untuk menghindari hal yang berbahaya.

Menurut M. Elfa Rodhian Putra, Staff ahli Kominfo Kabupaten Bojonegoro, VPN bisa membuat koneksi kita sangat aman. Namun pengguna untuk hati-hati memilih VPN. Para pengguna internet baiknya waspada ketika hendak mengunduh VPN agar tak terjebak VPN palsu yang disisipkan malware berbahaya.

“Dua Faktor menggunakan VPN. Kelebihan VPN: kerahasiaan data lebih aman, bisa mengakses situs yang diblokir, dan identitas asli tidak langsung diketahui. Sedangkan kekurangan dari VPN adalah koneksi lebih lambat, koneksi tidak stabil dan ada batasan penggunaan,” paparnya dalam webinar Literasi Digital yang berlangsung di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, (7/6/2021)

Lanjut Elfa, jika ingin menikmati manfaat keamanan data saat menggunakan VPN, disarankan untuk menggunakan VPN berbayar. Biasanya, VPN gratisan mencuri data dan dapat menjualnya kepada pihak ketiga demi mendapatkan untung dari komisi penjualan.

“Saat kami memutuskan untuk membeli VPN, perhatikan juga kebijakan pengembalian uang. Sebagian besar VPN yang asli akan menawarkan jaminan yang kembali antara tujuh hingga 30 hari,” ujarnya.

Elfa menjelaskan, bahaya yang mengintai jika menggunakan VPN gratis adalah penjualan data secara ilegal. Di berbagai negara, banyak sekali kasus tentang penjualan data orang yang menggunakan VPN gratis oleh penyedianya. Pihak yang bersedia membeli adalah pihak ketiga, seperti korporasi yang ingin mengirim spam ke e-mail atau bisa juga para hacker.

“Namun, bagi kalian pengguna VPN berbayar, nggak perlu khawatir akan risiko ini. Pasalnya, para penyedia VPN berbayar umumnya memiliki aturan yang ketat dan jaminan,” ujarnya.

Elfa menambahkan, bahaya menggunakan VPN gratis kebocoran data dan alamat IP. Risiko lainnya adalah bocornya data dan IP ke publik. VPN itu bekerja seperti terowongan, di mana koneksi melewati suatu jalur ‘rahasia’ untuk sampai ke tujuan, yakni internet.

“Namun, ibaratnya, apabila Anda menggunakan VPN gratis, jalur yang Anda lewati akan ada banyak ‘lubang’ sehingga ada kemungkinan data dan alamat IP Anda bocor ke publik,” paparnya.

Webinar Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ini diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Devi Ratna Ayu, Rizki Firdaus, Dhimas Dwi, dan juga Untsaa Nabila.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply