News

Strategi Membuat Konten Mengandalkan Digital Skills

WARTAEVENT.COM, Kab. Kuningan – Banyak manfaat yang akan kita tuai apabila menguasai keterampilan digital, terutama di masa pandemi ini. Beberapa di antaranya memudahkan di bidang komunikasi, menyelesaikan masalah,  bertransaksi online, dan etika atau aturan. Salah satu yang bisa kita pelajari dengan menggunakan keterampilan digital ialah komunikasi melalui konten.

“Saat ini kita sudah didukung full dengan teknologi digital. Berkomunikasi, berinteraksi, bekerja, berkarya, berdiskusi, dan berbagi ilmu. Dulu offline sekarang online dan berkembang nanti kedepannya dengan format hybrid,” tutur Dino Hamid, Ketua Asosisasi Promotor Musik Indonesia dalam Webinar Literasi Digital di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Kamis (14/10/2021).

Peluang di era digital ini hadir seiring banyaknya pengguna internet. Dengan demikian, muncul juga pekerjaan-pekerjaan baru yang dibutuhkan, terutama untuk membuat konten di media sosial, seperti desainer grafis, fotografer, videografer, content writer, social media specialist, dan big data analysis. Ketika kita mau membuat sebuah konten, nantinya kita juga akan berpotensi menjadi influencer, youtuber, dan content creator.

Ia memaparkan, sebelum atau dalam proses membuat konten tentu terdapat strategi yang perlu disusun. Strategi-strategi tersebut di antaranya:

1. Membuat konten berdasarkan kesukaan

Konten berdasarkan kesukaan kreator akan lebih mudah, terlebih ketika kesukaan ini juga merupakan keahlian kreator.

2. Melakukan research

Research penting untuk menemukan data, fakta, dan potensi terhadap suatu konten. Selain itu, research membantu kita mengetahui kondisi pasar saat ini berdasarkan kesukaan yang nantinya akan dijadikan konten.

3. Buat identitas dan segmen market

Pasar atau market kita dalam sebuah konten harus spesifik. Sebab hal ini menentukan algoritma dari media sosial yang terkoneksi dengan sistem. Misalnya, ketika kita menjadi fotografer, bisa difokuskan kepada satu hal seperti foto produk, makanan, atau panggung.

4. Memastikan faktor ‘why’

Faktor ‘why’ ini penting untuk membuat konten kita jadi dilirik oleh pasar. Sama seperti artinya, faktor ‘why’ ini menggambarkan sebuah alasan agar seseorang melihat konten kita dan sebagai kreator, kita harus bisa menjawab faktor ini.

5. Berikanlah nilai tambah

Nilai tambah ini bisa berupa konsep yang berbeda antara konten yang kita miliki dengan konten serupa. Dengan nilai tambah/value ini, market akan merasa spesial.

Selain strategi tersebut, kita juga perlu memikirkan bagaimana cara mempromosikan konten. Menurut Dino, hal ini penting karena konten kita akan bersaing dengan ribuan konten lainnya di media sosial.

“Kita harus membuat konsep promosi yang menarik, yang bisa membuat attention, attraction, dan mempunyai stopping power atau daya berhenti yang kuat. Didukung oleh komunikasi yang relevan,” papar Dino.

Ia menyampaikan, sebuah komunikasi yang relevan dalam suatu konten itu bisa menggambarkan tren masa kini. Kita bisa memanfaatkan Search Engine Optimization (SEO) agar setiap konten yang dibuat bisa relevan. Memasang iklan juga bisa menarik penonton yang lebih tersegmentasi.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Kamis (14/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Monica Eveline (Digital Strategist Diana Bakery), Reza Hidayat (CEO OREIMA FILMS), Rino (Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma), dan Vivian Wijaya (Key Opinion Leader).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply