Travel

Tarian Daerah Indonesia Ini Memikat Warga Filipina

Warta Event – Manila. Indonesia yang kaya dan ragam akan seni serta budaya tak luput menjadi salah satu setrategi Kementerian Pariwisata dalam memikat calon wisatawannya untuk berkunjung ke negeri “Sang Penari”.

Seperti halnya dalam event Promosi Wonderful Indonesia Festival di Manila hasil kerjasama antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dengan Kementerian Pariwisata pada ranggal 27-28 Juli kemarin di Mal Gioretta Activity Center-Palm Drive Makati Filipina.

Sebanyak tujuh tarian dari berbagai daerah di Indonesia tak hanya membuat warga Filipina di kota Manila terpesona. Mereka pun larut bahkan turut menari dengan empat penari yang di kirim oleh pemerintah Indonesia melalui Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancangera Kementerian Pariwisata.

Selama dua hari pameran di kota Manila, empat penari ini menyuguhkan tujuh tarian tradisional, diantaranya Tarian Lenso dari Minahasa, Tarian Legog dari Bali, Tarian Nandak Ganjen dari Jakarta, Tarian Kasabaran Minahasa, Tarian Pesona Sulawesi (Medley), dan lainnya.

image

Juwono Ariyo Saloko, salah satu penari senior dan telah menjadi duta tari untuk Indonesia di berbagai negara ini menjelaskan, menari di Filipina adalah pengalaman untuk kali pertamanya. Meski demikian, ia merasa antusias karena animo warga Filipina begitu besar.

“Mereka begitu antusias. Bahkan mereka pun turut menari bersama dengan kita di atas panggung,” kata Joko sapaan akrabnya, saat ditanya bagaimana animo pengunjung, usai menari.

Saat tarian Gemu Fa Mi Re dari Maumere, warga kota Manila pun terlihat antusias mengikut gerak tubuh sang penari. Pengunjung yang mayoritas warga Filipina ini pun terlihat sangat piawai mengikuti gaya tarian dari lagu daerah yang sangat populer di Indonesia ini.

Christin, salah seorang pengunjung pameran dari Makati City, Kota Manila, tak mampu menutupi rasa bahagianya saat menari lagu dari Maumere ini. “Tarian dan lagu ini cukup unik dan sangat menarik,” terang Christin saat ditanya oleh pihak KBRI, usai dikalungi kain tenun sebagai tanda hadiah dari Kemenpar. [Fatkhurrohim]