Ekonomi

Tips Meminimalisir Gaya Hidup Konsumtif

WARTAEVENT.COM, Kab. Sumenep – Pola dan gaya hidup konsumtif memberikan kenikmatan dan kepuasan baik secara fisik maupun psikologis. Namun disadari atau tidak, gaya hidup konsumtif justru memiliki dampak kurang baik terhadap ‘kesehatan’ finansial. Konsumtif dapat diasumsikan sebagai pemborosan. Sementara pemborosan itu sendiri bisa dimaknai sebagai suatu perilaku yang berlebih-lebihan melampaui apa yang dibutuhkan.

Hal itu diungkapkan, Dimas Agung Trisliatanto, Peneliti Kandidat Doktor Pengembangan SDM Sekolah Pasca Sarjana Universitas Airlangga, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Rabu (16/6/2021).

“Ketika masih memiliki daya beli, perilaku konsumtif memang mengasyikkan, kita bisa membeli segala sesuatu yang tak hanya sekadar apa yang dibutuhkan, tetapi juga yang diinginkan. Tanpa disadari, perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan bahkan mengendap membentuk karakter yang sulit untuk diubah apalagi dihilangkan. Tentu saja ‘kesehatan’ finansial akan mengalami gangguan yang bisa jadi semakin kronis dari hari ke hari,” ujar Dimas.

Dia menerangkan, lantas, jika sudah terlanjur konsumtif, apakah kebiasaan buruk ini masih bisa diubah dan diperbaiki. Intinya selama ada kemampuan dan kemauan untuk mengendalikan diri, pasti bisa. Ada beberapa yang bisa dilakukan untuk mengubah gaya hidup konsumtif alias boros:

  • Menabung. Mereka yang bergaya hidup konsumtif biasanya sulit menabung. Kesadaran menabung mungkin sudah ada, tetapi belum terealisasi secara terus menerus. Bagaimana bisa menabung jika gaji kecil? Menabung tidak harus dalam jumlah banyak. Dana tabungan bisa diambil sebesar 5% atau 10% dari gaji lakukanlah secara terus menerus.
  • Membuat Anggaran Belanja. Anggaran belanja merupakan salah satu alat untuk mengatur aliran dana. Tentu saja yang menjadi fokus utama adalah perencanaan pengeluaran. Kebutuhan bisa mencakup harian juga bulanan. Setiap pengeluaran harus diatur dalam pos yang jelas. Kemampuan mengendalikan diri sangat dibutuhkan.
  • Prioritaskan Kebutuhan. Penting dipahami kebutuhan tidak sama dengan keinginan dan keperluan. Sederhananya, butuh selalu perlu, sedangkan perlu tidak selalu butuh. Untuk beranjak dari perilaku konsumtif, prioritaskanlah kebutuhan.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Rabu (16/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Riskia Putri (Konsultan BWM Alpen Barokah Mandiri), Ach Fatayllilah Muryidi (Peneliti CRCS & Penerjemah), Henry Wahyu Tristanto (District Manager LinkAja Malang), dan Ummul Khair, Key Opinian Leader sekaligus seorang Content Creator.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *