Lifestyle

10 Etika Berinteraksi Di Dunia Maya

WARTAEVENT.com, Kab. Kediri – Etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu diungkapkan, Soni Ammho Mongan, Pengurus Departemen Kreatif Siberkreasi, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (15/06/2021).

“Etika digital harus diterapkan, karena dalam ruang digital kita akan berinteraksi, dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural sehingga sangat mungkin pertemuan secara global tersebut akan menciptakan standar baru tentang etika,” papar Soni.

Lanjut Soni, agar tidak terjadi masalah dalam unggahan, ada baiknya perhatikan dua hal ini, seperti memiliki rasa empati dan perlakukan orang lain sama seperti anda ingin diperlakukan.

Selain itu ada 10 etika dalam berinteraksi di dunia maya, seperti ingatlah keberadaan orang lain, berpikir dulu sebelum berkomentar, gunakan bahasa yang sopan dan santun, menjadi pembawa dalam dalam diskusi yang sehat, jangan menyalahgunakan kekuasaan, hormati waktu dan bandwidth orang lain, bagilah ilmu dan keahlian, hormati privasi orang lain, maafkan jika orang lain membuat kesalahan, dan taat pada standar prilaku online yang sama kita jalani dalam kehidupan kita.

Dia juga menambahkan, bijaklah sebelum mengunggah di media sosial karena begitu konten dipublikasikan, maka orang-orang akan melihat jejak digital dan akan selalu berbekas. “Makanya posting-lah hal yang penting dengan cara-cara yang kreatif jangan yang penting posting,” katanya.

Selain mengerti akan etika, masyarakat juga diharuskan mengerti akan digital security, Andika Zakiy, Koordinator Program SEJIWA, menjelaskan Jejak digital adalah semua informasi terkait diri kita yang muncul di internet. Hal ini bisa mencakup banyak hal, mulai dari foto, audio, video, teks hingga tanda “suka” dan komentar yang kita posting.

“Pentingnya menjaga jejak digital, maka harus jadilah pengguna Internet yang positif seperti di kehidupan nyata, pikirkan sebelum memposting, lindungi rahasia yang kita miliki, jangan berasumsi bahwa pengguna lain di Internet selalu memiliki pemikiran yang sama dengan kita, dan penting untuk selalu menghormati privasi dan hak orang lain, meskipun mungkin kita tidak setuju dengan pilihan tersebut,” paparnya.

Andika menambahkan, pengguna internet di Indonesia paling banyak adalah anak, untuk itu peran orang tua harus mengajarkan empati. Anak menjadi terhindar untuk menjadi pelaku tindakan-tindakan negatif seperti membuli, membenci orang lain, berkata-kata kasar di ruang digital. Sikap menghargai, ajarkan anak untuk jangan malu memuji, menghibur, dan menghargai orang lain, Sikap tanggung jawab, ajarkan anak-anak untuk berpikir sebelum memposting dan berani melaporkan bila melihat ada tindakan yang negatif. Ingatkan apapun yang mereka posting akan menjadi jejak digital. Terakhir, toleransi, ajarkan anak untuk selalu menghargai perbedaan yang ada.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (15/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Rifky Indrawan (Ketua Relawan TIK Lampung) dan juga Martin Anugrah (Founder & CEO of Cameo Productions & Cameo Project).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply