Bali Beyond & Travel Fair 2019 Targetkan Transaksi Rp9,06 Triliun
wartaevent.com – Bali. Bali Beyond & Travel Fair (BBTF), pameran bursa wisata terkemuka di Indonesia, diharapkan kedepannya dapat berkembang menjadi internasional layaknya, MATTA Fair di Malaysia, ITB Asia di Singapura. Bahkan dapat menjadi seperti ITB Berlin dan WTM London.
Hal ini disampaikan oleh Arief Yahya, Menteri Pariwisata (Menpar) saat menghadiri “Welcome Dinner dan Opening Ceremony Bali Beyond & Travel Fair 2019” di Garuda Wisnu Kencana, Bali, pada Rabu (26/06/2019). Harapan Menpar bukan tanpa alasan, sebab bursa wisata BBTF pada tahun ini telah memasuki tahun ke enam penyelenggaraan.
Baca Juga : BBTF 2018: Dipastikan Menjadi “The Biggest Travel Fair in Indonesia”
Pada penyelenggaraan BBTF 2019 yang di selenggarakan oleh Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali, dari tanggal 26 – 28 Juni 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) ini mengangkat tema Journey to Sustainable Tourism. Dan BBTF 2019 menghadirkan 232 seller dan 303 buyer dari 46 negara dengan target potensial transaksi mencapai Rp9,06 triliun.
Komposisi buyer terbesar, 101 datang dari zona Eropa Barat dan Timur. Untuk zona Timur Tengah terdapat 28 buyer. Buyer dari ASEAN sebanyak 67, lalu 27 buyer datang dari Australia dan Selandia Baru.
Jumlah seller dan buyer ini meningkat dari tahun lalu. Pada BBTF 2018, nilai transaksi yang dihasilkan sekitar Rp7,71 triliun dengan jumlah seller 244 dan buyer berjumlah 320 yang berasal dari 41 negara.
Dari negara-negara di Eropa Timur dan Barat yang hadir sebanyak 61 buyer. Sementara dari negara-negara kawasan ASEAN yang berpartisipasi sebanyak 45 buyer, lalu India ada 23 buyer. Untuk slot Australia dan Selandia Baru diisi 22 buyer dan 72 trade buyer.
Baca Juga : Bali and Beyond Travel Fair Ditutup, Ini Nilai Transaksinya
Penyelenggaraan BBTF diyakini Menpar tidak hanya mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata kelas dunia, tapi turut juga mempromosikan destinasi wisata lain di Indonesia. Terkait tema BBTF 2019, Menpar menjelaskan bahwa “sustainable tourism” telah menjadi tren beberapa tahun terakhir. Pengembangan pariwisata harus mempertimbangkan tiga faktor meliputi lingkungan, komunitas, dan ekonomi.
Berkenaan dengan prinsip-prinsip ini, Kementerian Pariwisata telah melakukan tiga program, yaitu Sustainable Tourism Destination (STD) melalui Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA), Sustainable Tourism Observatorium (STO), dan Sustainable Tourism Certificate (STC), yang berfokus pada 10 Destinasi Wisata Prioritas. “Di Bali, kami juga telah mendirikan Sustainable Tourism Observatory (STO) di Sanur, bekerja sama dengan Universitas Udayana Bali, didukung oleh UNWTO,” jelas Menpar. [*]