Site icon WARTAEVENT.COM

Ajarkan Anak Generasi Alfa Tentang Etika di Dunia Digital

WARTAEVENT.com – Pontianak. Generasi Alfa, anak-anak yang lahir mulai tahun 2010, adalah generasi yang erat dengan beragam perangkat teknologi digital. Akses digital oleh anak-anak tersebut harus didampingi dan diarahkan ke hal-hal yang sifatnya produktif, aman dan bermanfaat.

Demikian pembahasan dalam webinar yang mengambil judul “Membangun Karakter dan Kecerdasan Anak di Era Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Kamis (22/9), di Pontianak, Kalimantan Barat.

Baca Juga : Gunakan Medsos dengan Bijak, Lawan Perundungan dengan Prestasi

Dengan Karvin Fadila selaku moderator, sejumlah narasumber dalam webinar ini adalah Tenaga Ahli Utama Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Aceh Ade Firmansyah; dosen sekaligus penyusun kurikulum kewirausahaan di salah satu universitas swasta di Bekasi, Jawa Barat, Wulan Fitriani; dan pegiat sosial, kepemudaan, dan lingkungan Zazat Zenal Mutakin.

Menurut Ade Firmansyah, di era digital sekarang ini para orang tua tidak bisa melarang atau menyembunyikan tentang berbagai hal pada anak. Apalagi, anak yang disebut sebagai generasi Alfa. Apabila anak itu dilarang, maka ia justru penasaran dan mencari informasi tersebut di internet secara mandiri.

Baca Juga : Tidak Menjamin 100 Persen Aman, Lindungi Data Dirimu di Internet, Ini Caranya

“Kepada anak yang masuk kategori generasi Alfa, orang tua sebaiknya menjelaskan kepada mereka fungsi media digital dan mengajaknya untuk memanfaatkan media digital sebagai penunjang produktivitas. Sering-seringlah mendiskusikan dengan anak-anak tentang pengalaman di dunia digital dengan dunia nyata yang sesungguhnya,” ujar Ade.

Sementara itu Wulan Fitriani mengingatkan, bahwa di dunia digital dibutuhkan tata krama atau etika layaknya di dunia nyata. Pasalnya, seperti halnya di dunia nyata, interaksi di dunia maya atau digital adalah interaksi dengan manusia lain yang berlatar belakang berbeda-beda.

“Oleh karena itu, etika digital harus menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan antar sesama manusia yang dilandasi tanggung jawab, integritas, dan saling berkolaborasi dengan menggunakan media digital,” tuturnya.

Sebagai pemateri terakhir, Zazat menyampaikan, berdasar penelitian We Are Social, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana 170 juta penggunanya menggunakan media sosial. Dapat dikatakan bahwa pengguna internet di Indonesia mencapai 61.8% dari total populasi Indonesia.

Baca Juga : Jangan Mau jadi Korban, Ini Cara Pilih Pinjol yang Aman dan Legal

Menurut Survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, indeks atau skor literasi digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori “sedang”.

“Generasi sekarang wajib memahami apa itu mesin pencari, aplikasi media sosial, dompet digital, lokapasar, termasuk bagaimana melakukan transaksinya. Kecakapan digital mensyaratkan pengetahuan dan pemahaman mengenai ragam perangkat lunak, termasuk tentang keamanannya,” ujarnya.

Baca Juga : Internet Bisa Menjadi Sumber Pengetahuan, tapi Penggunaannya Harus Penuh Waspada

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]

Exit mobile version