Travel

Atasi Masalah Utama Pariwisata, Jember Gunakan Filosofi Makan Bubur Ayam

WARTAEVENT.com – Jember. Bukan perkara mudah bagi Kabupaten Jember untuk mengembangkan dan berkompetisi di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Karena Jember di tengah lingkaran ‘penguasa’ pariwisata yakni Kabupaten Banyuwangi dan Malang Raya.

Selain harus cerdik membaca situasi, diperlukan tatakelola dan setrategi jitu agar mampu bersaing dengan kabupaten lain yang mengitari Jember. Terlebih lagi, Jember memiliki pekerjaan rumah berupa infrastruktur yang berat. Padahal, infrastruktur menjadi moda utama bagi wisatawan mau melenggang ke daerah ini.

Baca Juga : Curhat Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rasa Piala Dunia

Adalah fakta, untuk menyambangi Jember wisatawan harus transit terlebih dahulu di kota Surabaya, baik yang menggunakan pesawat maupun moda kereta api. Setelah itu, wisatawan harus melanjutkan perjalanan sekitar 3-4 jam lagi. Jalannya pun belum semulus jalan layang ‘Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ)’.

Hendy Siswanto, Bupati Jember, ketika menjamu 25 media yang diboyong Himpunan Anak Media (HAM) di Pendopo Wahyawibawagraha, Selasa Malam (22/11/2022) menyampaikan, Jember dalam membangun pariwisata menggunakan filosofi makan bubur ayam.

Jika yang mafhum makan bubur ayam pasti tahu cara dan setrateginya. Agar makan bubur ayam tetap nikmat dan tidak terkontaminasi rasa panas disarankan memakannya dari pinggir. Karena sudah tidak panas. Sehingga tetap enak hingga suapan terakhir.

Baca Juga : Bupati Jember Sebut, Himpunan Anak Media Adalah Jendela Dunia

“Jember letaknya di tengah di antara Lumajang, Probolinggo, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi. Dari masing-masing daerah pinggiran Jember ini akan saya colek 5 persen saja jumlah penduduknya untuk mampir ke Jember. Karena 90 persen beberapa daerah tersebut melalui Jember,” ungkapnya.

Leave a Reply