News

Beberapa Alasan Perlu Melakukan Detoks Media Sosial Selama Pandemi Covid-19

WARTAEVENT.COM, Kab. Probolinggo – Media sosial menjadi salah satu hal penting di masa pandemi seperti sekarang ini. Tidak hanya berfungsi untuk menjalin komunikasi, media sosial juga bisa jadi sarana hiburan dan sumber informasi.

“Beberapa waktu belakangan ini, munculnya banyak informasi keliru dan menyeramkan mengenai pandemi Covid-19 hingga berita duka yang terus berdatangan bisa membuat kegiatan kita di media sosial jadi tidak nyaman. Bahkan tak sedikit dari kita yang kemudian merasa tertekan, mudah stres, hingga cemas karena terlalu banyak menerima informasi meresahkan di media social,” ujar Clara Marisa Purnamasari, Associate Wealth Planner & International Campuss Ambassador at IMUN dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021).

Lanjutnya, fenomena tersebut juga didukung dengan pemberlakuan social distancing yang membuat orang-orang leluasa menghabiskan waktunya berselancar di media sosial selama berjam-jam. Akhirnya dapat menyebabkan kecanduan.

“Tentu semua hal tersebut bukanlah hal baik dan harus ditanggapi secara bijak,” katanya.

Ia menerangkan, salah satu caranya adalah melakukan detoks media sosial, yakni mengurangi bahkan menghentikan sementara aktivitas di media sosial. “Sebagian besar orang telah melakukannya diberbagai belahan dunia untuk memperbaiki diri dan menyeimbangkan kehidupannya didunia nyata,” paparnya.

Untuk itu ada 3 alasan mengapa perlu melakukan detoks media sosial selama pandemi Covid-19. Seperti:

  • Berpengaruh pada kesehatan mental.

Alasan mengapa perlu melakukan detoks media sosial selama pandemi Covid-19 karena penggunaannya mempengaruhi kesehatan mental. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan seseorang mengalami kecemasan bahkan depresi. Tentu saja hal ini menjadi masuk akal mengingat penyebaran informasi yang ada pada media sosial sangat luas dan tidak terbatas, bahkan berita palsu berkeliaran disana. Jika tidak memiliki filter yang baik untuk menyaring berita tentu hal ini sangat berbahaya.

  • Mempengaruhi kesehatan fisik.

Bermain media sosial juga bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan fisik. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan tidur hingga insomnia.

Sebuah penelitian mengenai penggunaan media sosial mengungkapkan orang-orang lebih menyukai melakukan aktivitas di media sosial pada malam hari. Hal ini mengikis waktu yang seharusnya dipakai tidur. Kemudian sinar dari layar ponsel juga dapat mengganggu kualitas tidur seseorang.

  • Mulai membenahi kehidupan nyata.

Terakhir, alasan mengapa harus melakukan detoks media sosial saat pandemi Covid-19 ialah mulai membenahi kehidupan nyata. Selama social distancing, punya banyak waktu untuk mulai memerhatikan dirimu sendiri.

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan daripada menghabiskan waktu dengan percuma di media sosial. Kamu bisa memulainya dengan merawat diri, bercengkrama dengan orang rumah, dan membersihkan perabotan rumah yang mulai terbengkalai.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, (30/7/2021) juga menghadirkan pembicara Wahyuningsih (Guru SMPN 2 Sukapura), Ika Rahmawati (POPT Ahli Muda di BBPPTP Surabaya), Qurroti A’yun (Dosen IAI Syarifuddin Lumajang), dan Firas Yodha Saskara sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply