Bahaya Jejak Digital yang Perlu Diwaspadai
WARTAEVENT.COM, Kab. Tuban – Perkembangan dunia digital semakin cepat saja dari tahun ke tahun, mestinya diimbangi juga dengan kecakapan digital masyarakatnya. Tetapi ada juga fenomena yang disayangkan yakni kurangnya kecakapan digital dalam menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak internet yang bsia menimbulkan kerugian buat pengguna sendiri maupun orang lain.
Menurut DR. Emalia Iragiliati, Ahli Presmatic & Doktor Bidang Presmatik Bahasa Inggris, sejumlah penyebab dari kurangnya kecakapan ini adalah kurang percaya diri dan malas, penyalahgunaan teknologi, sanksi yang kurang tegas dan minimnya pengetahuan.
“Dalam kecakapan digital ini juga dibutuhkan etika digital atau netiket yang bsia menjadi pegangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya,” ujar Emalia, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021).
Lanjutnya, urgensi dari netiket adalah sekalipun berada di dunia digital, jadi ikutilah aturan seperti dalam kehidupan nyata. Dan harus diingat pengguna internet berasal dari bermacam negara yang memiliki budaya dan ras yang berbeda.
Ia menjelaskan, etika di dunia digital juga dipakai agar di kemudian hari kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan jejak digital bersih perlu memahami dan mengenali rekam jejak digital.
“Jejak digital adakah tapak data yang tertinggal setelah kita beraktivitas di internet,baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Contohnya adalah mengirim email, mengunjungi website, posting di media sosial ataupun mengirim data di internet melalui platform digital,” ujarnya.
Jejak digital ini bisa menjadi bahaya buat diri sendiri semisal terjadinya Digital Exposure yaitu terungkapnya data yang bersifat pribadi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini dapat mengarah kepada tindakan kriminal. Selain itu jejak digital ini juga bisa dimanfaatkan oleh orang lain jika kita menjadi korban phishing yang berisiko dan risiko reputasi.
“Rusaknya reputasi seseorang akibat tindakan yang dilakukan di masa lalu yang dapat berakibat pada masa depannya,” imbuhnya.
Ia menerangkan, untuk terhindar dari hal-hal itu, ada tips untuk mengelola jejak digital yaitu hindari penyebaran data-data penting,seperti alamat rumah, rekening ATM atau no telp. Juga selalu gunakan password yang kuat dan berlainan untuk tiap akun media sosial dan dompet digital/mobile banking.
“Gunakan juga layanan pelindung data pada perangkatmu pribadimu (software antivirus, otentikasi ganda,aturan privasi). Selain itu, hindari post sesuatu yg sifatnya terlalu personal (nama anggota keluarga, lokasi, data diri, dsb),” tutupnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Jumat (30/7/2021) juga menghadirkan pembicara Prof.Dr. Agus Wardhono (Dosen Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban), Agung Gita Subakti (Lecturer Specialist S2 Universitas Bina Nusantara), Eni Mahzumah (Guru SMK Negeri 1 Tambakboyo), dan Fitri Dewi Jayanti sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.