Begini Cara Melindungi Data Pribadi Di Internet
WARTAEVENT.com, Kab. Nganjuk – Masa pandemi Covid-19 semakin memperlihatkan betapa vitalnya peran internet. Keterbatasan gerak menyebabkan peningkatan aktivitas masyarakat di dunia maya. Berdasarkan temuan dari Google, Temasek, dan Bain & Company (2020), konsumen baru yang berbelanja melalui e-commerce meningkat 37% selama pandemi.
Sebelum pandemi, persentase masyarakat berusia 5-24 tahun yang menggunakan internet meningkat 25.32% dalam empat tahun terakhir. Seperempat dari populasi pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak dan remaja. Dapat diperkirakan adanya peningkatan pengguna internet di kalangan anak-anak dan remaja selama masa pandemi akibat kebijakan belajar dari rumah (BDR). Peningkatan aktivitas secara daring selama masa pandemi ini semakin memperkuat urgensi peningkatan digital literasi bagi masyarakat.
“Tantangan di ruang digital sangat besar, konten negatif terus bermunculan, kejahatan di ruang digital terus meningkat seperti hoaks, penipuan daring, perjudian, dan lainnya perlu kita waspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Kewajiban kita bersama untuk terus meminimalkan konten negatif dan membanjiri ruang digital dengan konten positif, agar tercipta perdamaian,” ungkap, Presiden Joko Widodo, dalam sambutannya pembukaan persatuan dan kesatuan bangsa dengan melakukan literasi digital harus terus dilakukan.
Danis Kirana, Co-Founder Dako Brand dan Communication, menerangkan, beberapa cara untuk meningkatkan keamanan data pribadi masyarakat di internet. Langkah yang bisa dilakukan antara lain, pertama memisahkan akun pribadi dengan akun publik; kedua, selalu melakukan pengecekan dan atur ulang pengaturan privasi; ketiga menciptakan password yang kuat dan nyalakan verifikasi login; dan keempat, jangan sebarang percaya aplikasi pihak ketiga yang ditawarkan atau akan digunakan.
“Kelima selalu berhati-hati dengan URL yang dipendekkan; keenam, hindari berbagi lokasi pada waktu nyata (real time location sharing). Ketujuh lakukan data detox dengan kurangi jejak digital; dan kedelapan, jaga kerahasiaan pin atau password pada ponsel atau laptop pribadi,” ungkapnya dalam Webinar Literasi Digital yang berlangsung di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pada Kamis (10/6/2021).
Lanjut Danis, meski jejak digital dianggap sebagai beban, bila dikelola dengan baik, bisa menjadi aset. Jejak digital bisa menunjukkan identitas, keterampilan, dan minat. Ini penting dalam era di mana perusahaan “meng-google” pelamar untuk memeriksa identitas mereka dan memverifikasi kesesuaian data mereka.
“Dalam konteks ini, tidak memiliki jejak digital bisa sama tidak menguntungkannya dengan jejak digital yang dikelola dengan buruk,” katanya.
Danis menjelaskan, pentingnya teknologi digital sekarang ini yang bisa dimanfaatkan untuk hidup masa depan. Karena jejak digital yang buat oleh kita atau jejak digital yang orang lain buat dan di-share ke kita bisa mengubah sebuah citra.
“Tapi itu semua bisa diubah dengan beberapa cara seperti mengidentifikasi siapa yang mengunggah apakah kita sendiri atau orang lain. Kalau kita yang mengunggah ada baiknya untuk segera menghapus unggahan tersebut. Sedangkan untuk orang lain yang menggunggah, kita di-tag dan kontennya berbau negatif, ada baiknya mengklarifikasi unggahan tersebut,” paparnya.
“Citra negatif maupun positif di media sosial dapat diubah apabila personal orangnya ataupun brand tersebut ingin mengubah. Sejak mengubah tampilan dan juga kualitasnya perlahan barnd mereka banyak yang membeli. kalau sisi negatife bisa berubah dengan sisi positif di dunia social media,” lanjutnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Fiqhi Fajar, Pegawai Kementerian Keuangan, Nuradi Indra Wijaya, Ketua Pengelola Mata Askara Yogyakarta, Ary Suprayogi, Founder & CEO WartaBromo, Lintang Pandu Pratiwi, Key Opinian Leader dan juga Ilustrator Bobo.
Gerakan Literasi Digital Nasional 2021 ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada tahun 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.