Latif mengatakan, masyarakat jangan mudah tersulut dan bereaksi ketika ada sesuatu yang viral. Agar menjadi warga net yang sopan, masyarakat harus paham tipe media sosial, harus memiliki pelindung anti hoax dan beretika saat berinteraksi.
Jika dilihat dari faktor sosial Sosiolog Universitas Indonesia, Devie Rahmawati menjelaskan, ada budaya digital yang kini menjangkiti masyarakat sebuah budaya baru yang bertolak belakang dengan budaya yang selama ini ada di kehidupan sehari-hari.
Baca Juga : Transformasi Digital dan Culture Mengantarkan BRI Raih 7 Penghargaan dalam Sepekan
Karakteristik masyarakat di era digital, mereka muda namun bangkrut. Sebab, kita hidup di era di mana attention culture menjadi budaya masyarakat, semua orang mencari perhatian. Akibatnya banyak yang iri melihat ada orang liburan dan lainnya.
“Akibatnya, mereka menjadi tidak mampu mengelola keuangannya dengan baik, yang terjadi generasi muda tapi sudah banyak terlilit hutang dan sebagainya demi memenuhi gaya hidup,” jelasnya. [*]
WARTAEVENT.com – Jakarta. Di tengah hiruk-pikuk Jakarta Selatan muncul sebuah oase baru untuk mereka yang mencari akomodasi nyaman tanpa kehilangan… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Jalan Braga selalu menjadi primadona wisata malam di Bandung, terutama bagi mereka yang ingin menikmati suasana romantis… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Di pameran SIAL Interfood 2025 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Chef Juna Rorimpandey mencuri perhatian pengunjung lewat… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Olahraga kini bukan sekadar rutinitas sehat, tapi juga bagian dari gaya hidup modern dan ekspresi diri. Hal… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Ada aroma baru yang menggoda dari kawasan Senayan setiap akhir pekan. ARTOTEL Gelora Senayan Jakarta resmi memperkenalkan… Read More
WARTAEVENT.com – Jakarta. Di jantung Kemayoran, tepat di seberang JIEXPO, sebuah mal baru datang dengan ambisi lebih dari sekadar pusat… Read More
Leave a Comment