News

Cyberbullying Cukup Meresahkan Pengguna Internet

WARTAEVENT.COM, Kab. Sampang – Pengguna internet di Indonesia pada awal tahun 2021 mencapai 202,6 juta orang. Jumlah meningkat 15,5 persen atau 27 juta orang dibandingkan Januari 2020. Jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini 274,9 juta jiwa.

Dengan meningkatnya pengguna internet, maka tindakan bullying juga mengalami peningkatan. Karena bullying adalah penindasan yang dilakukan seseorang tanpa alasan karena merasa lebih memiliki power dibandingkan korban yang ingin di-bully. Power ini didapatkan dari rasa senioritas, kepemilikan, kedudukan, dan kepintaran.

“Cyberbullying atau bully yang dilakukan di internet memang cukup meresahkan banyak orang. Meski tindakan tersebut dilakukan tidak secara langsung di kehidupan nyata, dampak dari cyberbullying justru bisa lebih parah berkepanjangan kepada korban bully,” kata Musaiyana, Founder Sampang Young Inspiration, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Rabu (14/7/2021).

Ia menambahkan, banyak jenis tindakan cyberbullying yang biasa dilakukan pem-bully di media sosial. Cara-cara tersebut bisa berupa ledekan yang dilontarkan pada kolom komentar akum medsos korban, hingga cara yang paling tidak etis, yaitu meretas akun medsos korban dengan konten yang tidak sesuai.

“Tindakan ini tentu harus dilawan. Sebagai pemilik akun medsos, jangan biarkan cyberbullying mendarah daging dan merusak kehidupan penggunanya. karena biasanya, pelaku menutupi kekurangannya dengan cara bully. Faktanya, pelaku dan korban memiliki ketakutan yang sama. Namun muncul dengan cara yang berbeda,” paparnya.

Lanjutnya, dengan adanya dunia maya banyak pelaku cyberbully, berlindung di anonymous account untuk mem-bully orang lain. Setiap orang pun dituntut untuk pandai bersikap dalam menggunakan sosial media.

Ada banyak penyebab terjadinya cyberbullying. Berikut empat penyebab yang bisa membuat menjadi korban. Tidak posting terlalu sering atau banyak, posting terlalu sering dan banyak bisa mengganggu orang lain. Oleh karena itu, posting terlalu sering dan banyak dapat memancing adanya cyberbullying.

Hindari konten posting-an yang aneh, apapun yang diunggah ke sosial media, pasti menimbulkan pro dan kontra. Terlebih ketika posting sesuatu yang dianggap aneh dan mengundang bully, meskipun hanya bully di dalam hati. Oleh krena itu, sebagai pengguna media sosial, sebaiknya batasi mengunggah konten yang mengganggu.

Pintar-pintar memilih teman di media sosial, akun media sosial tidak harus selalu terbuka untuk semua orang. Semakin banyaknya teman di media sosial, maka Anda harus siap-siap dengan banyaknya komentar yang datang.

Tidak sembarang bercerita di media sosial, membedakan hal yang lebih baik diceritakan pribadi atau di media sosial. Karena, perbedaan persepsi biasanya terjadi di media sosial.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Rabu (14/7/2021) yang menghadirkan pembicara, Muis Pranuto (Founder Paiihar Lagghu), Fendi Agus Syaputra (Founder Komunitas Yuk Baca dan Owner Bang Pen Clothing), Ali Mashuri (Founder Loma Group), dan Meitha Kurniasari (Key Opinion Leader & Experienced Secretary to BOD).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply