News

Ingin Membangun Brand Lokal, Manfaatkan ‘Toko Online’ dan Lokapasar

Business photo created by creativeart - www.freepik.com

WARTAEVENT.com – Banjarbaru. Kehadiran teknologi digital harus dapat dimanfaatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk membangun brand sekaligus memperluas jangkauan pasarnya. Kecakapan digital serta kreativitas pelaku usaha harus terus ditingkatkan mengingat persaingan penjualan di dunia maya semakin ketat.

Demikian mengemuka dalam webinar yang mengangkat tema “Memahami Fitur Lokapasar untuk Meningkatkan Penjualan” di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis (28/7), yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

Hadir dalam acara tersebut adalah Humas Relawan TIK Kalimantan Timur sekaligus Konsultan Digital Marketing & IT Dedi Priansyah SE M.Kom Cdm Ct.Ads; Founder Sritech Indonesia sekaligus Relawan TIK Sumatera Selatan Beni Saputra; serta Direktur Dotstudios.ID dan Pegiat Literasi Digital Akhmad Nasir. 

Menurut Dedi Priansyah, perkembangan teknologi digital yang kian pesat sayangnya belum bisa diimbangi dengan tingkat literasi digital masyarakat Indonesia. Akibatnya, pemanfaatan lokapasar atau marketplace dan kemudahan dompet digital hingga sekarang masih belum optimal, bahkan korban kasus penipuan dalam transaksi digital juga terbilang masih cukup tinggi.

“Ada banyak lokapasar yang sudah terpercaya, dan hendaknya warganet mengirimkan transaksi belanjanya ke nomor rekening yang memang sudah ditunjuk oleh lokapasar tersebut. Terkadang pembeli tertipu, karena di direct message (DM) masuk pesan yang memintanya untuk transfer uang ke rekening pribadi,” ujarnya.

Pada sesi kedua, Beni Saputra memaparkan kiat-kiat untuk dapat memanfaatkan teknologi digital dan lokapasar agar warganet bisa lebih produktif dan terhindar dari sifat boros atau konsumtif.

Pertama-tama, warganet harus mampu membangun pola pikir yang produktif dan tidak terjebak untuk selalu menjadi konsumen, mengasah kreativitas diri yang bisa dibagikan kepada orang lain, mampu melihat dan menciptakan peluang, fokus sekaligus konsisten dengan apa yang sedang ditekuni, serta mulai membangun startup.

Selain itu, untuk mengembangkan budaya lokal, warganet juga harus mencintai dan mendukung produk dalam negeri di dunia maya. Misalnya, memberikan komentar positif ketika bertransaksi di lokapasar, membantu promosi, turut menjadi pelaku usaha misalnya dengan memiliki nomor induk berusaha (NIB), serta tidak mengkonsumsi secara berlebihan.

Akhmad Nasir menambahkan, dalam dunia digital terdapat dua cara dalam memasarkan produk. Masing-masingnya yaitu, toko online atau e-commerce yang biasanya dipakai untuk penjualan satu brand tertentu, serta lokapasar yang merupakan platform tempat bertemunya para penjual dan pembeli dengan berbagai macam merek produk yang ditawarkan.

“Namun, kekurangan berjualan di marketplace itu memiliki tingkat persaingan yang ketat karena banyaknya akun yang juga berjualan di sana, kondisi pasar yang sporadis, serta tidak memiliki peluang untuk membangun brand,” imbuhnya. 

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]

Leave a Reply