Event

Ini Kata Mereka Tentang ITO 2018

Warta Event – Jakarta. Untuk kali pertamanya, Forum Wartawan Pariwisata Indonesia (Forwapar) menggelar event dengan sekala internasional. Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2018, menjadi langkah awal Forwapar memberikan kontribusi nyata atas Kementerian Pariwisata dan pelaku industrinya.

Fatkhurrohim, Ketua Umum Forwapar, menyatakan, event yang dikemas dalam bentuk seminar sehari ini mengankat tema Pospek dan Persoalan Pariwisata di Indonesia ini akan diselenggarakan pada hari Rabu, (1/11/2017) di Hotel Double Tree by Hilton, Cikini, Jakarta Pusat.

Semangat Forwapar untuk menggelar seminar “Outlook Pariwisata 2018” dilatarbelakangi hal sederhana, yaitu banyaknya acara seminar dan peliputan terkait outlook ekonomi pada setiap jelang akhir tahun, namun tidak ada satupun acara outlook yang khusus membahas pariwisata. Forwapar berkomitmen untuk menjadikan seminar “Indonesia Tourism Outlook” sebagai agenda tahunan.

Terlepas dari pencapaian positif dan penghargaan internasional yang diraih pariwisata Indonesia, bukan berarti tidak ada pekerjaan rumah. Bebas Visa Kunjungan (BVK) pun masih disinyalir hanya efektif mendongkrak kuantitas namun buruk dari sisi kualitas belanja para wisman.

“Di samping pekerjaan rumah besar lainnya adalah terkait keberlanjutan lingkungan, yang mana nilai rapor Indonesia dari sisi Environment Sustainability masih kurang yaitu pada peringkat 131 dari 136 negara (TTCI WEF 2017),” ungkap Fatkhurrohim.

Menanggapi hal itersebut, Angkoso B. Soekardi, Senior Vice President Hotels & Business Support Patra Jasa berharap melalui ITO dapat dibangun sektor pariwisata Indonesia dengan persaingan yang sehat, dan bisnis yang berkembang.

“Semua berpikir positif, dan pelayanan yang ditingkatkan supaya ada kepercayaan dunia bahwa pariwisata Indonesia mencerminkan tagline Wonderful Indonesia. “Wonderful Indonesia is Outlook Pariwisata ke depan,” kata Angkoso.

image

Sementara itu President Director Pactoconvex Susilowani Daud juga memiliki harapan agar ITO mampu menginventariskan masalah-masalah pariwisata dan bisa langsung memfokuskan diri ke bidang-bidang permasalahannya. “Dari situ lalu mampu memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk bisa mencari solusinya apa yang harus dilakukan,” katanya.

Purnomo, Chairman PATA Chapter Indonesia, mengatakan, dirinya sangat mengapreasiasi, apalagi di tengah target 20 juta kunjungan wisman yang dicanangkan oleh pemerintah ini tentunya harus dilakukan kerja keras bersama oleh seluruh lapisan baik dari pemerintah, pengusaha, pelaku pariwisata dan media.

I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, menyatakan pihaknya menyambut baik ITO yang diharapkan mampu menghimpun lebih banyak masukan sekaligus menganalisis prospek pariwisata Indonesia ke depan.

ITO didukung oleh berbagai pihak yang terkait pengembangan sektor pariwisata, termasuk ASA (Airport Special Assistance) sebagai bentuk layanan JAS Airport Services yang menawarkan bantuan kelas premium.

Pembicara pada ITO 2018 mendapatkan kenyamanan ekstra saat bepergian di terminal Bandara Soekarno Hatta lewat layanan terpadu ASA, seperti asisten Pribadi, porter bagasi, lounge, dan bantuan imigrasi.

Sejumlah pembicara yang akan hadir dan menyampaikan paparannya yakni Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai pembicara kunci, pengamat ekonomi Faisal Basri, Senior Vice-President, Government and Industry Affairs, World Travel and Tourism Council – World Travel & Tourism Council Helen Marano, dan Head of Destination Marketing APAC, TripAdvisor Sarah Mathew. [Ulung]