Site icon WARTAEVENT.COM

Laporan CPI: Untuk Ketahanan Pangan, Kabupaten Berau Perlu Diversifikasi Tanaman

WARTAEVENT.com – Jakarta. Dalam laporan Climate Policy Iniative (CPI) yang berjudul “Membina Ketahanan Ekonomi di Berau Melalui Diversifikasi Tanaman Rakyat” lembaga advokasi internasional di bidang keuangan dan kebijakan publik menunjukan bahwa program diversifikasi tanaman berpotensi mengurangi risiko usaha terjunya harga jual sawit, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kecil swadaya.

Laporan dari CPI ini merupakan salah satu dari rangkaian penelitian yang dilakukan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur sebagai bagian dari Proyek LEOPALD (Low Emission Palm Oil Development) atau “Pengembangan Minyak Sawit Emisi Rendah” bekerja sama dengan Konservasi Alam Nusantara dan GIZ Jerman. 

Baca Juga : Kenakan Jaket Ini, Sandiaga Uno Menantang Pemerintah Daerah Untuk Membuatnya

Proyek ini untuk mendukung pemerintah daerah tersebut dalam menerapkan strategi Kesepakatan Pembangunan Hijau (Green Growth Compact) melalui kegiatan pengembangan minyak kelapa sawit yang lebih berkelanjutan.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa bertanam kelapa sawit telah menjadi mata pencaharian utama para petani kecil swadaya (lahan 2-5 hektar) di Berau. Namun, hal itu tidak cukup untuk menutupi biaya hidup minimal mereka. 

Selain itu, ketergantungan berlebih terhadap perkebunan sawit sebagai sumber penghidupan juga menimbulkan berbagai risiko ekonomi bagi petani seperti fluktuasi harga jual sawit yang tidak stabil, rendahnya produktivitas lahan karena risiko iklim, dan kurangnya modal usaha.

Baca Juga : 5 Cara Merayakan Natal Tetap Berkesan Walau di Tengah Pandemi

Tiza Mafira, Associate Director CPI Indonesia mengungkapkan, CPI menemukan bahwa menjual sawit saja tidak cukup untuk menghasilkan pendapatan yang layak bagi petani kecil di Berau dan hanya dapat menghasilkan pengembalian investasi pada tingkat yang jauh di bawah upah minimum di wilayah tersebut. 

“Kebun kelapa sawit seluas dua hektar disana hanya menghasilkan pengembalian 439 persen lebih rendah, atau 4.4 kali lipat lebih rendah, dari upah minimum dan pendapatan per kapita kabupaten kabupaten Berau berdasarkan pemodelan keuangan selama 25 tahun,” terang Tiza.

CPI juga melaporkan bahwa meski Kabupaten Berau telah berhasil menyediakan bahan pangan pokok seperti beras melalui program swasembada, ketergantungan pada kelapa sawit menyebabkan tergerusnya berbagai tanaman pangan dan palawija lainnya seperti cokelat dan lada. 

Akibatnya, ketahanan pangan di Berau menjadi terancam karena harus mendatangkan tanaman pangan dari daerah lain. Oleh karena itu, menurut CPI, program diversifikasi tanaman menjadi solusi yang tepat untuk menguatkan ketahanan pangan di Kabupaten Berau khususnya.

Baca Juga : Sea Buckthorn Menjadi Ramuan Orang Tibet Kuno, Ini Rahasianya

Penelitian ini menunjukkan, jagung adalah tanaman yang paling direkomendasikan untuk diversifikasi perkebunan kelapa sawit karena potensi penghasilan yang tinggi, kesiapan infrastruktur, dan kesenjangan pengetahuan yang rendah. Selain jagung, cokelat juga menjanjikan keuntungan yang besar. 

Menurut CPI, tanaman cokelat dapat menghasilkan potensi pendapatan hingga 495 persen lebih besar.

Menurut Tiza, diversifikasi minyak sawit dengan jagung akan menghasilkan potensi pendapatan hingga 825 persen lebih besar daripada penanaman tunggal.

Sementara itu, tanaman cokelat dapat menghasilkan potensi pendapatan hingga 495 persen lebih besar dibandingkan hanya bergantung pada satu tanaman.

Selain itu, diversifikasi tanaman perkebunan dapat membantu Kabupaten Berau mencapai pembangunan berkelanjutan sekaligus meningkatkan ketahanan ekonomi daerah. [*]

Exit mobile version