Literasi Digital Membentuk Generasi Cakap dan Cerdas di Duia Digital
“Teknologi juga semakin canggih dan kita berada pada keadaan di mana konektivitas tidak terhalang. Ini membawa kita pada kenyataan bahwa konektivitas adalah kebutuhan yang sangat penting, ini membuat terhubung dengan orang lain. Kita juga harus menggunakan perangkat dan aplikasi sehari-hari. Dan melalui keduanya kita mendapatkan informasi,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, kreativitas harus terus diasah karena era digital adalah era yang terus bergerak maju. Setiap saat selalu ada hal baru yang bisa ditemukan di ruang digital. Namun, sikap tersebut harus disertai dengan sikap berani mengambil risiko, berpikiran terbuka, dan kritis atau tidak mudah percaya terhadap segala informasi yang beredar di dunia maya.
Baca Juga : Ini Cara Tangkal Radikalisme di Ruang Digital
Ni Luh Putu menambahkan, aktivitas di ruang digital membutuhkan standar etika dan norma yang baru. Sebab, mereka yang beraktivitas di dunia maya memiliki latar belakang ilmu, pemahaman, budaya, dan adat-istiadat berbeda-beda. Menjunjung tinggi etika adalah agar dapat dihormati dan dihargai di lingkungan sosial.
“Selain itu, etika yang dijunjung tinggi dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain, menciptakan kondisi yang nyaman di pergaulan, serta baik untuk membangun jejaring,” ucap Ni Luh Putu.
Baca Juga : Kecakapan Digital Wajib Dimiliki oleh Generasi Z
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]
Editor : Fatkhurrohim