News

Manajemen Krisis Kepariwisataan Menjadi Prioritas Utama

Warta Event – Jakarta. Guna mewujudkan misi Kementerian Pariwisata dalam mencapai misi keberhasilan mendatangkan target kunjungan wisatawan asing (wisman) sebesar 20 juta hingga 2019, Biro Komunikasi Publik (Komblik) Kementerian Pariwisata menetapkan Top-3 Program.

Guntur Sakti, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dalam audensi dengan Forum Wartawan Pariwisata Indonesia (Forwapar) pada hari Rabu (11/07/2018) kemarin, menjelaskan, tiga program unggulan tersebut yaitu, Manajemen Krisis Kepariwisataan, Pelayanan Informasi Publik, dan Publikasi-Pengelolaan Media.

Lebih detail lagi, Guntur Sakti, menegaskan, program manajemen krisis kepariwisataan telah diwujudkan ketika beberapa kali pariwisata Indonesia terkena dampak musibah bencana alam seperti erupsi Gunung Raung di Banyuwangi dan Gunung Agung Bali dan musibah lainnya.

“Tim Krisis Kemenpar bekerjasama dengan media berusaha mengeliminir dampak negatif pemberitaan sehingga tidak berdampak secara signifikan terhadap menurunnya kunjungan wisman ke Indonesia,” terang Guntur.

Di era Menteri Pariwisata, Arief Yahya, segala situasi yang bisa menekan kepariwisataan Indonesia harus diantisipasi dengan cermat, memperbaiki terus atau improvementyang mengacu pada syarat UNWTO dalam menangani krisis tersebut.

“Dan, manajemen krisis pariwisata ini harus dikelola langsung oleh Komblik. Untuk itu, kami bekerja semaksimal mungkin, kalo perlu 24 jam untuk memantau isu bencana atau insiden yang ada di Indonesia,” ujar Guntur Sakti.

Guntur juga mengatakan, selama ini banyak kejadian atau peristiwa yang terjadi berpotensi “menekan” ekosistem pariwisata di Tanah Air seperti bencana, kecelakaan, wabah, stabilitas politik, dan berbagai hal yang membuat wisatawan tidak nyaman.

Melihat hal tersebut Kemenpar akan memperhatiakan 10 destinasi crisis yang diberi perhatian lebih. Dikarenakan berbagai alasan salah satunya pendulang wisatawan mancanegara (wisman).

Dari 10 destinasi tersebut diantaranya Kepulauan Riau yang mewakili di sisi Barat. Selain itu Kepri menjadi salah satu kantong penyumbang wisman ke Indonesia melalui crossborder. Lalu ada Sumatera Selatan, Palembang dipilih karena menjadi salah satu tuan rumah Asian Games 2018.

Lalu ada Bali yang menjadi destinasi favorit wisman dan Labuan Bajo masuk menjadi destinasi prioritas pariwisata. Di sisi Timur ada Maluku Papua. Di sisi tengah ada Joglosemar yang memiliki potensi bencananya erupsi gunung dan banjir.

Serta Jawa Timur, di sana banyak destinasi andalan seperti Bromo dan Banyuwangi yang dipersiapakan untuk destinasi saat IMF Wolrd Bank. Lalu Ibukota DKI Jakarta yang menjadi role model kestabilan ekosistem di Indonesia.

Guntur Sakti pun menegaskan, program manajemen krisis kepariwisataan ini ditata sedemikian rupa sehingga bisa sampai kepada media tidak simpang siur, akurat dan bukan berita yang hoax. [Fatkhurrohim]