Event

Menpar Arief Yahya Pastikan, ” Festival Tabut 2018″ Libatkan Koreografer Denny Malik

Wartaevent.com, Jakarta- Tahun ini, perayaan Festival Tabut 2018 masuk dalam 100 Calendar of Event (CoE) dan didukung oleh Kementerian Pariwisata. Tabut Bengkulu tidak hanya memiliki daya tarik dalam aspek ritual agama saja, namun sudah berkembang menjadi atraksi wisata.

Seperti tahun sebelumnya, event ini mengingatkan masyarakat Bengkulu pada masa perjuangan dan kepahlawanan serta kematian cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib dalam peperangan dengan pasukan Ubaidillah bin Zaid di Padang Karbala, Irak pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M).

“Event ini selalu dinanti banyak orang, karena bagian dari perayaan ritual masyarakat Bengkulu. Apalagi event ini masuk dalam 100 CoE Kemenpar, tentunya akan jadi magnet tersendiri”, jelas Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah saat konferensi pers di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta (05/09).

Rohidin mengatakaan Pemerintah Provinsi Bengkulu sangat bersyukur karena Fesrival Tabut 2018 masuk  dalam 100 Calendar of Events (CoE) Wonderful Indonesia. Jika selama ini Tabut lebih banyak dinikmati wisatawan setempat, pelaksanaan tahun ini diharapkan mampu menyedot wisatawan mancanegara. Seperti wisatawan dari Timur Tengah. Karena tradisi Tabut  terkait dengan cucu Nabi Muhammad SAW, Husein bin Ali bin Abi Thalib berasal dari Arab. Begitu juga negara yang cukup dekat dengan provinsi Bengkulu seperti Singapore, Malaysia, dan Inggris.

Menpar Arief Yahya memberikan apresiasi pada pelaksanaan Festival Tabut Bengkulu sebagai core event tahunan pariwisata Bengkulu. “Yang membedakan dan menjadi daya tarik Festival Tabut Bengkulu kali ini, Kemenpar akan menghadirkan Koreografer yang menggetarkan opening ceremony Asian Games 2018, Denny Malik,”  kata Menpar Arief Yahya.

Pelaksanaan Festival dan ritual Tabut Bengkulu dilaksanakan selama 10 hari, mulai dari 1 hingga 10 Muharam. Melibatkan kelompok masyarakat yang dikenal dengan Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) Bengkulu. Rencana Rundawn-nya di hari pertama dilaksanakan prosesi Mengambik Tanah (mengambil tanah), hari kedua prosesi Duduk Penja (mencuci jari-jari), hari ketiga Menjara (mengandun), hari keempat Meradai (mengumpulkan dana), dan hari kelima Arak penja (mengarak jari-jari). Dilanjutkan pada hari keenam dengan prosesi Arak serban (mengarak sorban), hari ketujuh Gam (tenang/ berkabung), hari kedelapan Arak Gedang (taptu akbar), hari kesembilan Tabut bersanding (Tabut bersanding) dan hari kesepuluh sebagai puncak prosesi yaitu Tabut Tebuang (pembuangan Tabut).

Dalam 10 hari pelaksanaan prosesi ritual Tabut yang menjadi kebanggaan masyarakat bumi Rafflesia, juga digelar berbagai pertunjukan seni dan perlombaan tradisional yang diikuti oleh 10 Kabupaten-Kota se-Provinsi Bengkulu. Seperti Lomba Ikan-ikan, Lomba Telong-telong, Lomba Musik Melayu khas Bengkulu dan Perlombaan Kreasi Musik Dol. Selain bisa menikmati Festival Tabut, Bengkulu juga menawarkan objek wisata sejarah Fort (Benteng) Marlborough, rumah pengasingan Bung Korno (1934-1938) dan rumah Fatmawati (Ibu Negara Pertama Republik Indonesia).

Selain wisata sejarah, Bengkulu juga memiliki objek wisata alam hingga wisata minat khusus, seperti panjat tebing di Bukit Kandis, Arung Jeram, dan Pusat Pelatihan Gagah Seblat. Bengkulu memiliki garis pantai sepanjang 525km yang lansung berhadapan dengan Samudera Hindia, dengan berbagai destinasi wisata surfing di antaranya Tapak Paderi, Teluk Sepang, dan banyak lagi. Harapannya, event Tabut 2018 menjadi pintu masuk event-event Bengkulu lain pada agenda 100 Wonderful Events Indonesia mendatang.

“Saat ini kami telah menerima usulan event unggulan masing-masing provinsi untuk CoE 2019 yang akan segera dikurasi dan ditetapkan bulan ini”, tegas Esthy Reko Astuty selaku Ketua Tim Pelaksana CoE kemenpar.