Pecandu Game Online Bisa Alami Gangguan Saraf Tangan
WARTAEVENT.COM, Kab. Pamekasan – Kecanduan game online bisa dialami siapa saja, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Padahal, bermain game bisa menjadi hal yang menyenangkan untuk mengatasi stres. Namun, jika dilakukan secara berlebihan kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi penderitanya.
Miftahul Anwar, CEO dan Founder MAB Foundation & Pengasuh Pesantren Karya Anak Bangsa, menjelaskan, tidak sedikit orang yang menjadikan game online sebagai hobi untuk mengisi waktu luang. Apabila masih dilakukan dalam batasan yang wajar dan tidak mengganggu aktivitas maupun kondisi kesehatan, kebiasaan ini sebenarnya tidak bermasalah.
“Tapi kalau sudah kecanduan game online ingin memainkan game tersebut secara terus-menerus hingga melupakan aktivitas sehari-hari. Bukan hanya kehidupannya yang terganggu, ternyata game online juga mampu memengaruhi otak seseorang,” kata Miftahul, saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (21/7/2021).
Ia menerangkan, zaman yang serba digital ini, bermain game online sering dijadikan opsi untuk melepas rasa penat. Tidak usah pergi ke luar rumah, hanya dengan gadget, seseorang bisa mengunduh berbagai jenis permainan yang disukai.
“Sayangnya, terlalu asyik bermain game online terkadang membuat seseorang lupa waktu dan mengabaikan orang-orang di sekitarnya. Salah satu efek yang perlu diwaspadai dari bermain game online adalah kecanduan,” ucapnya.
Ia mengatakan, kecanduan ini adalah kondisi yang dikenal sebagai gaming disorder. Saat seseorang mengalami gaming disorder, maka ada perubahan fungsional dan struktural dalam sistem saraf, terutama pada sistem yang mengatur perasaan senang, belajar, dan motivasi.
“Ternyata, perubahan otak yang dialami oleh pecandu game online sama dengan perubahan yang terlihat pada kelainan kecanduan lainnya. Kecanduan game online ternyata mempengaruhi otak, bahkan menyebabkan perubahan di berbagai bagian otak, tetapi juga strukturnya,” tuturnya.
Ia menambahkan, orang yang kecanduan game online juga bisa mengalami gejala fisik, seperti mudah lelah, sakit kepala atau migrain, nyeri punggung, dan mata berkunang-kunang.
“Pada kasus yang sudah parah, pecandu game online bahkan bisa mengalami gangguan pada saraf tangan karena terlalu sering bermain game dalam waktu lama,” ungkapnya.
Lanjutnya, sebagian pecandu game online tidak merasa bermasalah dengan gangguan perilaku yang dialaminya. Oleh karena itu, dibutuhkan pemeriksaan kejiwaan dari psikolog atau psikiater untuk memastikan apakah seseorang memang mengalami kecanduan game online atau tidak.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (21/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Muhammad Hasanudin (Founder Komunitas Pamekasan Membaca – KOMPAK), Dr. Ahmad Rizal (Dosen & Peneliti Telkom University Bandung), Juni Anggraini (Dosen PKA Politeknik Milwar Bisnis Indonesia), dan Key Opinion Leader Vinsky Astari (Singer dan Beauty Influencer).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.