News

Pentingnya Menjaga Etika Berinternet di Tengah Kemajemukan Masyarakat Indonesia

WARTAEVENT.com – Bogor. Pengguna internet di Indonesia telah mencapai 202,6 juta yang di antaranya aktif di media sosial sebanyak 170 juta. Dapat dibayangkan bagaimana keragaman karakter, usia, perbedaan gender, hingga tingkat pendidikan masyarakat digital di dalamnya yang hidup berdampingan dalam tatanan etika digital.

Namun saat ini masyarakat yang melek digital belum barengi kecakapan penggunanya, terutama dalam hal etika berkomunikasi di dunia maya. Apalagi anonimitas di dunia maya sangat bisa terjadi karena tak semua orang menggunakan nama maupun akun asli.

Vivi Andriyani, Marcom Manager Bumbubumbuku mengatakan, fenomena penggunaan ruang digital dengan adanya perbedaan profil pengguna bisa membuat interpretasi informasi yang dapat membawa masalah atau konflik.

“Akhirnya muncul hoaks, ujaran kebencian, hingga isu negatif yang menjadi viral,” ujarnya di webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, Rabu (24/11/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, meskipun tak berjarak dan bertatap muka etika dalam berkomunikasi di ruang digital tetap harus menjadi perhatian para pengguna. Seperti harus membaca dan memahami dulu informasi sebelum menyebarkannya. Kemudian memastikan apa yang diunggahan di media sosial tidak mengandung atau menyinggung isu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA).

Di dunia maya setiap orang tak bertatap muka langsung, maka berhati-hatilah dengan akun yang tidak dikenal. Karena di ruang digital setiap orang bisa menjadi siapa saja, dengan niat yang tidak diketahui apakah ingin menipu atau melakukan kejahatan.

Tak kalah penting, media sosial seharusnya digunakan untuk hal positif seperti membangun relasi. Pergunakan media sosial untuk proses pengembangan diri, sehingga sebaiknya jangan mengunggah sesuatu yang tidak jelas sumbernya agar menghindari sebagai penyebaran hoaks atau berita palsu. 

Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Maria Ivana, Graphic Designer JCO, Henry V. Herlambang, CMO Kadobox, Benny Daniawan, Dosen Sistem Informasi Universitas Buddhi Dharma, dan Fanny Fabriana, seorang Public Figure.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply