Site icon WARTAEVENT.COM

Sebelum Berinvestasi, Kenali Terlebih Dahulu Risikonya

WARTAEVENT.com – Balikpapan. Bagi pemula, banyak tantangan dan strategi yang perlu diketahui sebelum memutuskan untuk mengambil instrumen investasi tertentu.

Demikian yang dibahas dalam webinar bertema “Belajar Investasi Digital untuk Para Nelayan” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Selasa (26/07/2022).

Webinar ini menghadirkan narasumber Security Engineer Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Cirebon Jawa Barat Aries Saefullah; Pembina Komunitas Anak Pencinta Literasi dan Sekretaris Aspikom Kalselteng Hakim Syah; dan Wakil Ketua Relawan TIK Kabupaten Sinjai Ariansyah Imran S.Pd.

Aries Saefullah menuturkan, berinvestasi secara aman memerlukan pengetahuan sekaligus strategi yang harus dijalankan. Pasalnya, banyak masyarakat yang tertipu investasi bodong dan kehilangan uangnya hanya melihat dari sisi keuntungan. Menurutnya, warganet harus kritis dan curiga apabila ada tawaran investasi juga menjanjikan untung yang terlampau besar.

“Harus waspada, jika ada investasi yang menawarkan keuntungan jauh lebih tinggi dari bunga perbankan. Misalnya, sekarang bank menawarkan bunga hanya sekitar 4,5%, tapi jika ada orang yang ujug-ujug mau memberikan keuntungan hingga 25% per tahun dari modal yang ditanam, itu tawaran yang tidak logis,” jelas dia.

Di sesi kedua, Hakim Syah memberikan kiat dalam berinvestasi untuk para pemula. Menurutnya, sedikitnya terdapat tiga pengetahuan dasar yang perlu dikuasai oleh investor, yaitu literasi tentang produk keuangan, kemampuan mengatur perencanaan, serta keahlian dalam pengambilan keputusan.

“Secara umum banyak pilihan instrumen investasi yang ada di dunia digital, seperti reksadana, peer to peer (P2P) lending, atau logam mulia. Kita bisa memilih instrumen apa yang dinilai paling cocok dan menarik, misalnya reksadana mungkin akan sesuai bagi pemula dengan berbagai macam pilihan produknya dan terjangkau,” imbuhnya.

Sementara, Ariansyah Imran menjelaskan, salah satu metode pengelolaan keuangan yang populer digunakan misalnya dengan pola 50, 30, dan 20. Yakni, sebanyak 50% penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan, 30% untuk keinginan belanja, serta 20% sebagai tabungan dan investasi.

“Metode lain yang bisa dipakai adalah jar method, yakni membagi keuangan dengan enam jenis pengeluaran dengan contoh 55% untuk kebutuhan, 10% untuk investasi, 10% untuk hiburan, 10% untuk tabungan, 10% untuk pendidikan, serta 5% untuk sedekah,” jelas dia.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0. [*]

Exit mobile version