News

Dampak Negatif Penggunaan Internet Tanpa Pemahaman Literasi Digital

WARTAEVENT.COM, Kab. Mojokerto – Internet itu dunia maya yang nyata. Karena, dalam berinternet ada jejak digital yang membuat setiap pengguna harus hati-hati dalam menggunakannya.

Internet itu sangat luas dan memiliki beragam jenis konten. Sama seperti makanan, pilihan konten di internet ada yang sehat dan tidak, baik dan buruk. Kedua pilihan konten di internet tentu saja memiliki risiko masing-masing.

“Kategori konten yang sehat di internet itu ada berita yang sudah terverifikasi, video berisi kebaikan bersama, dan konten yang menginspirasi penontonnya,” jelas Ratna Winahyu Utami, Produser & Penyiar di Radio Kosmonita Malang), selaku pembicara dalam Webinar di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (12/7/2021).

Layaknya makanan, yang tidak sehat biasanya rasanya enak. Begitu juga dengan konten tidak sehat di internet. Sebaliknya, kita bisa membuat konten internet yang sehat dan positif kemudian baik untuk siapapun yang mengonsumsi konten tersebut. Semua balik lagi kepada hati nurani kita apakah ingin menyajikan konten yang ramai sesaat karena menguntungkan kita atau sebaliknya, memberikan konten yang baik dan bertahan lama.

Masyarakat saat ini banyak menghabiskan waktu untuk menggunakan internet. Di internet, platform digital yang menjadi favorit banyak orang masih dipegang media sosial. Kemudian dilanjutkan messenger, game online, belanja online, dan aplikasi finansial (dompet digital dan investasi). Pada masa pandemi, belanja online menjadi alternatif untuk mengurangi kontak fisik dan memunculkan gaya belanja yang baru.

Ia menuturkan, pemanfaatan internet yang tidak sehat memberi dampak negatif bagi penggunanya. Dampak tersebut di antaranya kecanduan internet, perjudian, penjualan data, pornografi, dan bullying. Kecanduan menjadi perhatian utama dari para orang tua untuk mencegah anaknya tidak kecanduan menggunakan gadget. Perjudian di Internet dapat digunakan untuk hal negatif, seperti pemalsuan data dan pencurian kartu kredit.

Lanjutnya, pencurian data dilakukan oknum tidak bertanggung jawab untuk penipuan dan dijual kepada pihak ketiga. Bullying juga menjadi perhatian dalam dunia digital karena sangat mudah dilakukan. Sesederhana berkomentar mengenai kekurangan seseorang pun dapat dikatakan sebagai bullying.

“Internet sehat membutuhkan otak yang sehat dan hati yang baik. Mau secanggih apapun, nanti akan ada aplikasi-aplikasi yang luar biasa. Kalau sekarang mungkin sangat tergantung sama Instagram atau TikTok. Tahun depan kita enggak tahu bakal ketemu aplikasi apa yang kita tidak bisa menolak untuk menggunakannya,” tambahnya.

Otak yang sehat dan hati yang baik adalah tugas pengguanya. Pemanfaatan internet sehat dapat dilakukan dengan berbisnis online, belajar financial planning, menonton tutorial sesuai dengan hobi dan minat, dan mengembangkan diri untuk lebih baik. Ratna menyampaikan bahwa internet bukanlah segalanya, tetapi segalanya ada di internet.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (12/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Muhajir Sulthonul Aziz (CEO PT. Mahakarya Berkah Sejahterah -Relawan RTIK), Diding Adi Parwoto (Praktisi & Dosen IT IAI Uluwiyah Mojokerto), Miswantoro (Wakil Sekjen Pengurus Pusat Perkumpulan Acarya Hindu Nusantara), dan Sheryl Dwi Artamevia (Owner Pawoen.co).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply