News

Etika Saat Beraktivitas Dijejaring Maya

WARTAEVENT.com – Bogor. Meningkatnya aktivitas dan interaksi sosial di internet membuat risiko terpapar konten negatif semakin tinggi. Tak sedikit yang mengalami cyberbullying, terpapar hoaks, konten pornografi, hingga pelecehan seksual berbasis online.

“Apalagi ada yang namanya algoritma sosial media, yang membaca preference dan behaviour kita yang melihat sehari-harinya karena memang dipantai oleh algoritma ini,” kata Vivi Andriyani, Marcomm Manager Bumbubumbuku saat webinar Literasi Digital wilayah Jabar I Kabupaten Bogor pada Rabu (24/11/2021).

Di satu sisi algoritma baik karena memberikan referensi apa yang dibutuhkan pengguna. Di sisi lainnya algoritma menjadi penyaring informasi dari satu sudut pandang saja, berdasarkan kesukaan dan kebiasaan pengguna serta tidak menyajikan sesuatu yang berlawanan. Sehingga seorang pengguna akan terpapar informasi yang sejenis, sehingga lama-kelamaan percaya. Pola pikir dan pembuatan keputusan dari satu sudut pandang dari yang muncul di algoritma.

“Untuk itu perlu ada yang namanya network etiquette, namun merupakan etika tidak tertulis seperti di kehidupan sehari-hari kita tentang cara makan, cara berdiri dan duduk misalkan, atau cara bertutur sapa,” ujar Vivi.

Dalam aturan tak tertulis tersebut setiap pengguna internet perlu mengingat keberadaan orang lain di ruang digital. Ketika meninggalkan komentar di unggahan orang lain, bahkan saat berbagi cerita di ruang obrolan seperti grup What’App setiap orang berinteraksi dengan manusia, bukan robot.

Sehingga hindari penggunaan kata-kata kasar yang bisa melukai. Selain itu jangan umbar informasi yang bersifat pribadi dan hormati privasi orang lain. Berhati-hatilah dengan unggahan di dunia maya, misalnya foto KTP dan foto anak di media sosial. Sebab bila data tersebut jatuh ke tangan yang salah, bisa dimanfaatkan dan akan merugikan pemilik indentitasnya.

Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Maria Ivana, Graphic Designer JCO, Henry V. Herlambang, CMO Kadobox, Rino dari Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma, dan Ryan Samuel, seorang Dokter Muda.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply