Travel

Revitalisasi Desa Adat Batak Sebagai Penopang Destinasi Danau Toba

Warta Event – Tobasa. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Otorita Danau Toba, pekan lalu mulai merevitalisasi tiga desa adat di Batak dengan misi menjadikan desa tersebut sebagai penopang destinasi Danau Toba.

Hiramsyah S Thaib, Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar menyatakan, ada tiga desa adat yang mulai direvitalisasi akhir pecan lalu. Pertama Desa Adat Ragi Hotang di Meat, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Tobasa. Kedua, Desa Adat Hutagaol Sihujur di Kecamatan Silaen, Kabupaten Tobasa. Terakhir, Desa Adat Rumah Bolon Gunung Malela di Kabupaten Simalungun.

Saat ini ada 4000-an rumah adat di seluruh Tobasa yang punya desain arsitektur yang unik. Ciri khas berbentuk panggung dengan tiang pancang yang kokoh. Selain itu, ciri khas rumah adat Batak lainnya adalah memiliki desain ukiran dan ornamen khas dengan warna merah, hitam, dan putih yang menampilkan pandangan kosmologis dan filosofis budaya Batak.

Rumah Adat Batak Simalungun

Dikatakan oleh Hiramsyah, kolaborasi antara Kemenpar dan Kemendikbud dalam melakukan upaya revitalisasi ini sudah tepat. “Kebetulan, lokasi yang dipilih pun tepat. Inilah kawasan yang sedang dipersiapkan menjadi world class tourism destination. Budaya itu sangat perlu dilestarikan. Makin dilesatarikan, makin mensejahterakan,” ujarnya.

Saat ini, pembangunan Desa Adat merupakan program prioritas Nasional. “Tujuannya, agar masyarakat terus bisa melestarikan adat dan kebudayaan yang mereka miliki. Nanti saat banyak tamu, orang banyak belajar tentang sejarah, atau adat di sekitar kawasan Danau Toba. Itu yang kita harapkan,” kata Hilmar.

Dijelaskannya, fokus revitalisasi Desa Adat ini adalah pembangunan fisik rumah adat. Dan setelah direvitalisasi, masyarakat diharapkan bisa mengembangkan Desa Adat sebagai objek wisata, kegiatan-kegiatan adat pun bisa dilakukan di Desa Adat ini. [Fatkhurrohim]