News

Sedang Tumbuh Pesat, Ini Keuntungan Investasi di Fintech

WARTAEVENT.com – Sumenep. Investasi di fintech atau Peer to Peer Lending atau biasa dikenal dengan P2P Lending, merupakan platform fintech yang saat ini sedang tumbuh pesat di kalangan masyarakat Indonesia. Tak terkecuali para millenial yang kebanyakan melek digital kini mulai berinvestasi pada fintech.

Riskia Putri, Dosen FEBI IDIA AL Amien Prenduan, mengatakan, sistemnya yang sangat mudah dan cepat dipraktikan yaitu mempertemukan investor dengan calon peminjam, membuat tak sedikit millenial yang melirik untuk terjun di P2P Lending.

“Namun, janganlah terburu-buru hanya ikut-ikut teman berinvestasi tanpa adanya informasi yang kuat untuk bekal diri,” ungkap Riskia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (10/9/2021).

Ia menambahkan, generasi millenial harus cerdas dalam hal investasi, setidaknya sebagai investor pemula perlu mengetahui apa saja keuntungan yang akan didapat dan risiko yang kemungkinan dihadapi di kemudian hari pada P2P Lending.

“Investasi apapun yang dipilih pastinya memiliki keuntungan yang akan diperoleh bagi para investor. Akan tetapi, tidak semua investasi memiliki keuntungan yang sama,” ujarnya.

Berikut keuntungan dari P2P Lending, seperti:

  • Modal Investasi Minim

Semua orang tahu, kebanyakan jenis investasi membutuhkan modal besar, contohnya saham. Semakin banyak jumlah uang disetorkan, keuntungan yang didapat pun besar. Begitulah pemikiran kebanyakan orang, padahal tak semua jenis investasi membutuhkan setoran awal besar. Seperti halnya dengan P2P Lending ini. Investor pemula bisa mengawalinya dengan menyetor Rp 100 ribu. Nilai setoran awal yang cukup terjangkau, tak sedikit millenial yang berminat dan mulai melakukan kegiatan investasi P2P Lending tersebut.

  • Imbalan yang Didapat Tinggi

Fintech dijadikan sebagai platform yang digandrungi para investor. Sebab, keuntungan yang bisa didapat cukup tinggi, yaitu bisa memberikan keuntungan berupa bunga hingga 17% per tahunnya, bahkan ada beberapa platform yang berani memberi imbal di atas 20% per tahun. Padahal rata-rata bunga acuan hanya 5,75%.

  • Membantu Permodalan UKM

Adanya investasi P2P Lending ini bukannya hanya untuk memberikan keuntungan lebih kepada investornya, tapi salah satu investasi yang sedang digandrungi millenial ini bisa membantu perubahan sosial di masyarakat terutama dalam membantu permodalan UKM (Usaha Kecil Menengah). Dengan begitu, para investor bisa membantu kesejahteraan masyarakat dalam mendapatkan penghasilan dari UKM yang dijalankannya.

  • Bisa Memilih Calon Peminjam

Beda dari yang lainnya, investasi P2P Lending ini memberikan keleluasaan investor dalam memilih calon peminjam yang membutuhkan modal. Pihak fintech akan mengirimkan profil atau data-data terkait calon peminjam kepada Anda selaku investor.

  • Diawasi OJK

Tak bisa dipungkiri, kini banyak oknum-oknum yang merugikan masyarakat dengan melakukan penipuan. Bahkan, sekarang ini banyak kasus penipuan mengatasnamakan investasi dengan iming-iming mendapat keuntungan yang sangat besar dan tidak masuk akal. Anda sebagai investor fintech tidak perlu khawatir bila mengalami kejadian yang tidak diinginkan selama proses investasi berlangsung, Anda bisa melaporkan langsung ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Jumat (10/9/2021) juga menghadirkan pembicara Agung Gita Subakti (Lecturer Specialist S2 Business Hotel Management Universitas BINUS), Alvin Berry Dika (Youth Advocate), Isnawati (Kepala Program Keahlian DKV SMKN 1 Kalianget), dan Novita Kristiani sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply