Ekonomi

Bisnis Online Upaya Menggerakkan Sektor UMKM

WARTAEVENT.COM, Kab. Madiun – Bidang komunikasi mengalami perkembangan paling pesat ketika bicara soal digitalisasi. Pada masa lalu, untuk bisa terhubung dengan orang lain yang berbeda tempat harus menggunakan handphone dengan mengandalkan komunikasi antarkartu SIM.

Menurut Satya Yozi Saputra, YouTube Host & Former Account Executive of HASH Entertainment, perkembangan komunikasi di era digital mulai terjadi dengan hadirnya smartphone yang memiliki fitur sangat canggih. Salah satu bagian yang paling utama adalah fungsi internet yang menjadi jauh lebih maksimal dan dimanfatkan untuk komunikasi agar terhubung dengan orang lain.

“Dengan adanya smartphone, perkembangan media sosial sangat tinggi. Tidak bisa dipungkiri, pasar terbesar pengguna media sosial adalah para anak-anak muda. Generasi milenial pada umumnya, merupakan pengguna terbesar dan paling aktif media sosial. Dari merekalah sebuah tren terbentuk dan tercipta,” katanya.

Satya menerangkan, rata-rata generasi muda ini kurang memiliki pemahaman tentang budaya digital. Sehingga banyak hal-hal yang terjadi dalam bermedia sosial, seperti ujaran kebencian dan penyebaran hoaks. Oleh karena itu, sudah saatnya kita bijak dalam bermedia sosial. Menciptakan ruang-ruang toleransi dalam bermedia sosial. Menggunakan media sosial dengan secukupnya dan seperlunya.

“Toleransi tidak mengartikan kurangnya komitmen seseorang pada kepercayaannya. Melainkan hal itu mengutuk penindasan dan penganiayaan terhadap orang lain,” ujarnya.

Cynthia Pariz, Creative Head of Benang Merah Creative & Digital, menjelaskan rata-rata pertumbuhan e-commerce 25% pertahun. Lumayan banyak petumbuhannya.

“Dari tahun 2018, dengan rincian 81% usaha kecil yang memiliki bisnis online selama tahun sebelumnya memperoleh pelanggan baru, yang memicu peningkatan penjualan dan profit. sedangkan 30% usaha kecil yang menjalankan usahanya melalui website dan memiliki kurang dari 20 pegawai kini mendapat lebih dari 25% pendapatan secara online,” ujar Cynthia, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (18/6/2021).

Cynthia menerangkan, kelebihan bisnis online adalah kapan saja dan di mana saja, minim modal, mudah dijalankan, juga jangkauan pemasaran luas dan transaksi cepat dan praktis. Di Indonesia sudah banyak e-commerce yang hadir mulai dari Bukalapak, BliBli, dan masih banyak lainnya.

“Dengan banyak e-commerce di Indonesia, jadi para penjual dengan memilih e-commerce mana yang sesuai dengan produk dan juga market yang mereka bidik. Selain itu, buat konten semenarik mungkin dan keunikan supaya menarik pembeli,” paparnya.

Untuk lebih menjual produk di media sosial, Cynthia, mengatakan dengan cara digital marketing yang menggunakan tiga komponen seperti social media marketing, influencer atau key opinion leader serta digital ads.

“Setelah itu semua dijalankan kita harus research, review, update, dan consistency. Hal itu dilakukan supaya penjualan melalui media sosial bisa meningkatkan keuntungan,” imbuhnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi di wilayah Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Jumat (18/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Ns. Rizqa Teylasy Pamungkas (Manager HRD Belva Aesthetic Cliniq & Founder Sylva-branded), Ria Yusnita (Business Director of Eventori Creative & Digital), dan Key Opinian Leader Agasta Rikza Istiqomah (Video Content Creator).

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

Leave a Reply