News

Jejak Digital, Bijak Menuai Bajik

WARTAEVENT.com – Probolinggo. Penggunaan internet mengalami peningkatan seiring kondisi pandemi corona (Covid-19), yang memaksa aktivitas belajar mengajar, bisnis, kegiatan kantoran dikerjakan dari rumah.

Menurut Wiwin Yoppy, Pegiat Pariwisata, kian tingginya aktifitas berselancar di dunia maya, masyarakat lebih berhati-hati memanfaatkan internet untuk bisnis dan berbagi konten atau postingan di media sosial (medsos). Segala sesuatu yang pernah di-upload atau di-posting oleh pengguna media sosial akan ada selamanya.

“Postingan yang pernah kita upload itu tersimpan. Tidak bisa kita hapus, cuma bisa dikurangi,” kata Wiwin, saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (25/8/2021). 

Lanjutnya, jejak digital itu bisa sangat berbahaya jika digunakan untuk memposting hal-hal yang tidak pantas. Di wilayah digital sekalipun, hampir mustahil jejak digital itu bisa dihapus.

Karena itu dalam Rancangan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP), nantinya akan diatur right to be forgotten atau hak menghapus data. Tapi jika sudah terlanjur disebar lalu disimpan pengguna lain, maka postingan yang menjadi jejak digital akan sulit dihapus.

Jika postingan bermuatan negatif atau melanggar norma yang berlaku, maka ke depannya bisa saja membahayakan serta merugikan pemilik akun. Di zaman serba internet seperti sekarang, untuk mencari tahu baik buruknya kepribadian seorang, beberapa pihak mulai mencarinya dari medsos. Tidak aneh jika dikatakan jejak digital itu kejam.

“Untuk jejak digital, meski ada undang-undang, bukan jaminan data kita bisa dihapus dan hilang dari internet selamanya,” ujarnya.

Ia menerangkan, minta publik tidak sembarangan melakukan postingan di medsos. Jika untuk hal negatif, bisa berdampak serius keesokan harinya. “Ada yang langsung, tapi ada juga yang lama dampaknya baru terasa. Apa yang kita posting itu akan terekam menjadi jejak digital,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk membimbing anaknya dalam menggunakan internet.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (25/8/2021) juga menghadirkan pembicara, Ardiansyah Peutra Perdana (Guru SMAN 1 Sukapura Probolinggo), Ratna Winahyu Utami (Produser dan Penyiar Radio Kosmonita Malang), Misdiyanto (Dosen Fakultas Teknik Komputer UPM Probolinggo), dan Mochammad Umar (Founder @seputar_pasuruan, Founder & CEO Sekoncoan Group) sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional untuk Indonesia #MakinCakapDigital ini berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills). Dan melibatkan 110 lembaga juga komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital.

Kegiatan yang diadakan di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten ini dilaksanakan secara virtual berbasis webinar. Dengan menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Dengan maksud dan tujuan utamanya membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital. (*)

Leave a Reply