News

LSPR Sinergikan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Bidang Komunikasi

Warta Event – Jakarta. London School of Public Relations Jakarta melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat bidang Komunikasi (KNP2K) yang bertema “Sinergi Komunikasi Strategis untuk Edukasi Publik”.

Koferensi ini diselenggrakan pada tanggal 5-6 September 2018 di kampus LSPR – Jakarta ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang komunikasi.

Lestari Nurhajati, Ketua KNP2K, mengutarakan, dirinya berharap dengan adanya acara ini dapat membangun sinergi untuk terciptanya pengabdian masyarakat berbasis penelitian serta memberikan pemahaman bagaimana implementasi dalam kajian komunikasi. Ia pun akan merekomendasikan kepada pemerintah mengenai langkah-langkah komunikasi strategis dalam mengedukasi publik.

Salah satu hasil nyata konferensi nasional ini kata Lestari adalah dipilihnya 40 artikel terbaik dan dipublikasikan melalui jurnal nasional terakreditasi DIKTI sebanyak 8 artikel sedangkan 32 artikel lainnya akan masuk jurnal online ber-ISSN dan 126 artikel lainnya akan dipublikasikan melalui proceeding KNP2K yang memiliki ISSN.

Sementara itu Ainun Naim, Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, mengatakan, pertumbuhan artikel ilmiah dari Indonesia meningkat pesan di tahun 2017 – 2018 terutama yang tercatat di Scopus Index, baik itu dalam bentuk artikel jurnal maupun proceeding Konferensi.

Selain itu tercatat di Indonesia ada 215 jurnal bidang bahasa dan komunikasi yang memuat lebih dari 21.967 tulisan. Mengacu pada laman Lembaga Ilmu Pengetahuan dan Indonesia, ISSN (International Standard of Serial Number) merupakan tanda pengenal unik setiap terbitan berkala yang berlaku global.

Sinergi komunikasi dalam berbagai kegiatan dalam bentuk edukasi pada publik adalah sebuah langkah yang perlu dilakukan dan dikembangkan sehingga menjadi sangat penting semua pihak yang terlibat untuk melakukan kajian secara bersama-sama.

Rosarita Niken Widiastuti, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, menyampaikan, bahwa dalam satu menit distribusi informasi melalui twitter sebanyak 3,3 juta dan melalui WA ada 29 juta informasi.

Untuk itu, para akademisi dan praktisi diharapkan dapat memberikan solusi dari permasalahan ini. Sebab, pola komunikasi di dunia maya saat ini adalah  10 to 90  artinya 10% creator dan 90% audience.

Dari 10 orang aktif memberikan informasi dan 90 orang aktif melakukan membagikan dan mereproduksi informasi yang terkadang tidak selalu positif. Kemunculan isu hoax, radikalisme, dan ujaran kebencian menjadi tersebar luas tanpa terkendali.[Fatkhurrohim]