Site icon WARTAEVENT.COM

Menaklukan Puncak Gunung Pesagi dengan Navigasi Digital, Ini Catatan dari ASIDEWI Buat Para Pendaki

WARTAEVENT.com – Lampung. Gunung Pesagi merupakan gunung tidak aktif, dan salah satu dari lima Gunung bersejarah yang ada di provinsi Lampung. Dari ke-lima gunung tersebut, Gunung Pesagi memiliki ketinggian 2.242 mdpl dan menjadi satu-satunya gunung tertinggi di Lampung. 

Namun sayangnya, gunung yang mempunyai dua puncak tertinggi yakni puncak Pesagi lunik (kecil) dan puncak Pesagi Balak (besar) ini terlihat kotor akibat sampah yang dibawa para pendaki. 

Baca Juga : ASIDEWI Kembali Menggelar Java – Sumatera Overland, Ini Programnya

Desa Bahway, menjadi salah satu jalur pendakian populer untuk ke puncak Gunung Pesagi. Desa ini masuk di Kecamatan Balik Bukit dan berjarak 7 km dari pusat Kota Liwa, ibu kota dari Kabupaten Lampung Barat.

Tidak sebatas pendakian gunung, desa Bahway pun memiliki banyak destinasi wisata, seperti camp ground, sunrise point, way rekok water tubing, air terjun batu sejajar, agrowisata, pulau dewa, goa, kuliner, adat budaya, serta kearifan lokal lainnya yang masih terjaga dengan baik. 

Baca Juga : Tak Sekedar Perjalanan, Ini Misi dari ASIDEWI Java – Sumatera Overlands

Andi Yuwono, Ketua Umum Aosiasi Desa Wisata (ASIDEWI) mengungkapkan, tim Asidewi Java-Sumatera Overland 2022 Tahap 2 bersama Pokdarwis Desa Bahway melakukan pendakian sekaligus praktek lapangan pelatihan navigasi digital, praktik kepemanduan dan maping, jalur pendakian via Bahway. 

Dalam pendakian ini Tim Asidewi Java-Sumatera 2022 Tahap 2 kolaborasi dengan Navigator Indonesia, I – Deru bersama Pokdarwis Desa Bahway berjumlah 18 orang dan berangkat sekitar Jam 10:30 WIB, Tim Asidewi dan Pokdarwis Desa Bahway mempersiapkan Logistik dan alat-alat yang diperlukan tidak lupa Tim melakukan breafing sebelum berangkat. 

“Setelah Breafing Tim berangkat menggunakan motor dan tiba di Pintu Rimba jam 11:43 WIB. Sebelum melewati Pintu Rimba Tim melakukan pembagian kelompok agar menghindari kecelakaan, meminimalisir risiko dalam pendakian,” terang Andi. 

Setelah melewati Pintu Rimba tim sampai di pos 1 jam 14:10 WIB dan beristirahat sejenak setelah melewati jalur yang cukup ekstrim dengan pemandangan yang indah, Tim ASIDEWI beristirahat menikmati alam dibarengi dengan menyesap secangkir kopi Bersama. Dari pintu rimba ke post 1 memakan waktu 1 jam.

Baca Juga : Desa Wisata Menjadi Buruan Wisatawan Saat Libur Lebaran, Ini Faktanya

Tepat pukul 16:07 WIB tim kembali melanjutkan pendakian ke post 2 dan  berbagi ada yang menyiapkan tenda, menyiapkan makan dan mengambil air di sumber mata air, Setelah semuanya siap mereka pun menyantap makanan.

Sesudah makan, mereka melakukan evaluasi tentang perjalanan dari pintu rimba sampai pos 2 sambil menghirup udara segar dan pemandangan sunset yang indah ditemani kopi. Setelah makan dan evaluasi mereka beristirahat mengumpulkan kembali energi agar esok hari dapat melanjutkan perjalanan ke Puncak Gunung Pesagi. 

Baca Juga : Tiga Ranu Penuh Pesona di Kaki Gunung Semeru

Andi mengisahkan, saat pagi, hujan mengguyur dengan derasnya, sehingga tim pun menunda kebaerangkatan menunggu hujan reda baru berangkat lagi menuju puncak. Usai hujan reda, tim pun kembali mendaki dan harus menaklukan medan yang menanjak dan licin.

“Dengan menggunakan bantuan tali yang sudah terpasang sebelumnya dan bergelayutan diakar-akar pohon, akhirnya tim pun sampai di pos Penyambungan. Penyambungan adalah punggungan gunung seperti jalan setapak yang sempit di kanan kirinya tebing jurang yang menurun,” sambungnya.

Di pos penyambungan tidak ada pohon yang tinggi dan lebat sehingga bisa melihat indahnya pemandangan disekitar lereng gunung Pesagi dengan terpaan angin yang cukup kencang. Konon di batu ini masyarakat dulu menjadikan tempat ini sebagai tempat sabung ayam yang bertujuan untuk menentukan wilayah kekuasaan. 

Tim Asidewi pun melanjutkan perjalanan dan tiba di hutan Lumut. Di hutan ini terdapat terowongan kayu yang dulunya menjadi jalan melewati jalur namun seiring pendaki yang ramai mereka pun menebang satu tiang terowongan.

Baca Juga : Selama 20 Jam Lebih di Pulau Pahawang Lampung, Ini Pengakuan Menparekraf

Banyak sekali pepohonan rindang yang batangnya ditumbuhi lumut. Ada banyak tumbuhan yang bisa tumbuh disini, yang bisa di jadikan bahan penelitian dan tempat mengabadikan gambar sepanjang jalur yang tak pernah kering ini berbeda dari yang lainnya yang menarik untuk diabadikan di hutan lumut. 

Tepat jam 11:42 WIB sampai ke puncak Gunung Pesagi. Mereka pun langsung mengibarkan bendera merah putih guna memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 77 serta doa bersama untuk keselamatan bangsa Indonesia dan para arwah pahlawan kemerdekaan yang telah gugur di medan perang.

“Di puncak terdapat tugu dan beberapa bangunan terbuat dari seng yang mengelilingi tugu tersebut. Kondisi di puncak yang sangat kotor, banyak sampah-sampah yang ditinggalkan para pendaki. Dan di dalam bangunan seng pun sangat kotor dan bau, karena sampah di buang dengan tidak semestinya,” terangnya.

Melihat kondisi Puncak Pesagi yang tidak indah lagi di pandang dan banyaknya sampah serta coretan vandalisme, tim Asidewi pun berinisiatif untuk membersihkan puncak Gunung Pesagi dengan kemampuan dan peralatan seadanya. Sembari beristirahat, mereka mencari solusi terbaik demi kelestarian Gunung Pesagi kedepannya.

Baca Juga : Gelar Pendakian ke Kalimantan Barat, Mapala UI Kampanyekan #PendakianNetralKarbon

Dalam perjalanan kembali, tim Asidewi Java-Sumatera Overland 2022 Tahap 2 dan Pokdarwis Desa Bahway berdiskusi akan solusi dan memutuskan bahwa Puncak Pesagi Lestari di ketinggian 2224 Mdpl sebagai puncak alternatif.

Alasan mereka meresmikan puncak Pesagi Lestari adalah kondisi puncak pesagi yang sangat kotor yang diakibatkan para pendaki yang bukan dari jalur via Desa Bahway, serta sebagai upaya menghormati kepercayaan lokal bahwa Puncak Pesaagi adalah gunung keramat untuk ritual dan berdoa dengan kepentingan tertentu. [*]

Exit mobile version